TUGAS KKPI
PELAKSANAAN
Pada praktek industri yang kami lakukanpadatanggal27 juli sampai25 Desember 2015, kami telah melakukan banyak kegiatan di PT-IFF Essence Indonesia di sample lab.Pelaksanaan praktek industri di departemen sample lab meliputi berbagai aplikasi dan analisis sensory pada produk. Aplikasi-aplikasi yang diterapkan pada saat praktik industri adalah sebagai berikut :
1. Packing
Packing merupakan prosessistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap didistribusikan, dan dipakai. Packing dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertera di TASK ID. Pada lembar TASK ID biasanya sudah terdapat barcode, kode sampel, IPC, ukuran sampel, dan BATCH produk. Proses packing ini disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan di atas. Ditambahkan pula tanda tangan orang atau pekerja yang melakukan proses packing ini, agar apabila ada kesalahan, orang yang melakukan kesalahan tersebut harus bertanggung jawab atas kesalahannya.
Pada proses packing kita menerima TASK ID dari supervisor sample lab atau compouder yang sudah selesai compound. Kemudian mencari sampel yang dibutuhkan atau memilih IPC yang sama dengan TASK ID. kemudian, mengambil botol atau pot yang sesuai dengan ukuran dan jenis sampel. Langkah selanjutnya adalah menyamakan barcode, kode sampel, IPC, Batch, ukuran dan memberi tanda orang yang melakukan packing. Pada langkah langkah tersebut dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada bagian-bagian tersebut.Langkah terakhir packing adalah mengecek ulang IPC, Batch, barcode, dan kode sampel.
2. Admin
Admin merupakan proses selanjutnya dari packing. Admin terdiri dari proses to ship dan picklist. Untuk melakukan proses to ship dan picklist menggunakan komputer. Aplikasi yang digunakan khusus milik perusahaan, yaitu dengan memasukkan kode TASK ID dan mengubah status in progress menjadi to ship. Sedangkan picklist adalah proses untuk mengurangi stok secara otomatis melalui sistem barcode. Proses picklist dilakukan dengan menembakkan barcode reader dan mengikuti instruksi selanjutnya sampai selesai.
3. Compound
Compund merupakan kegiatan utama pada departemen sample lab. Compound dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
A. Compund liquid
Compound liquid digunakan untuk membuat sampel flavor berupa liquid atau cairan. Pertama supervisor memberi formula kepada compounder. Kemudian compounder memahami terlebih dahulu RM yang akan di gunakan agar tidak terjadi kecelakaan pada saat menimbang setelah itu compodermencari RM (Raw Material) yang dibutuhkan untuk membuat produk sesuai yang tertera pada formula. Setelah semua RowMaterial terkumpul, selanjutnya melakukan penimbangan sesuai dengan prosedur yang ada di formula. bila ada raw material yang berbentuk powder, maka timbang terlebih dahulu RM powder tersebut kemudian masukkan pelarutnya. Kemudian di larutkan menggunakan stirer.
Setelah dilakukan melarutkan row material powder , penimbangan dilanjutkan dengan menimbang RM selanjutnya sesuai formula. Setelah semua RM selesai di timbang, dilakukan pengadukan (stirrer) untuk membuat produk 1menjadi homogen, setelah itu memasukan batch number dengan cara masukan IPC, kuantiti, jumlah row material yang di pakai, batch no, compoder, favor name, lalu masukan stock sampel dalam system.kemudian ambil sampel sedikit untuk pengecekan ke QC, Terakhir adalah mengembalikan formula kepada supervisor.
B. Compund powder
Sama halnya dengan compound liquid, langkah pertama compound powder adalah penerimaan formula, cek terlebih dahulu bahaya yang ada di formula dan harus mematuhi sesuai prosedur yang ada dalam formula tersebut, Setelah itu mencari RM yang dibutuhkan dan sesuai dengan formula. Apabila terdapat RM yang berbentuk liquid maka dimasukkan terlebih dahulu, kemudian memasukkan RM yang bisa membuat homogen antara liquid dan powder. Berbeda dengan compound liquid, pada compund powder dilakukan plating, plating ini digunakan untuk mencampur bahan liquid dan powder. Setelah plating, barulah memasukkan raw material yang lainnya sesuai dengan formula. Proses ini menggunakan metode penimbangan dengan neraca analitik. Setelah selesai, kemudian dilakukan penyaringan dengan ukuran20/30 mesh. Setelah itu dilakukan pengocokan (shaking). Kemudian masukan batch number terlebih dahulu sama seperti pada compound liquid, selanjutnya ambil sedikit sampel untuk pengecekan sampel ke QC, Yang terakhir adalah pengembalian formula kepada supervisor.
C. Membuat emulsi
Emulsi pada dasarnya adalah menggabungkan antara oil phase dan water phase. Kedua jenis cairan tersebuat tidak bisa menyatu (homogen), namun dengan bantuan emulsifier/homogenizer maka keduanya dapat menyatu atau homogen. Pertama yaitu penerimaan formula, kemudian membuat water phase terlebih dahulu. Setelah raw material yang dibutuhkan terkumpul, timbang RM secara terpisah, masukkan satu demi satu sambil dilakukan pengadukan (stirer). Pemasukkan raw material perlahan-lahan dan biarkan homogen dulu kemudian baru RM selanjutnya begitu seterusnya.
Lakukan pengadukan atau stirer sampai homogen kemudian diamkan selama satu malam. Setelah itu membuat oil phase. Langkahnya sama dengan water phase, yang membedakan hanyalah raw material yang digunakan dan oil phase tidak perlu didiamkan selama satu malam.
Selanjutnya melakukan pre-homo dengan homogenizer. Caranya adalah mencuci dahulu alat yang akan digunakan dan keringkan. Kemudian memasukkan oil phase dan water phase ke alat homogenizer selama kurang lebih 10-15 menit atau sampai tercampur dengan baik.Setelah homogenizer tunggu sekitar 2 jaman, Langkah selanjutnya adalah blending yang terdiri dari giling I dan giling II. Pertama manguji alat serta membersihkannya dengan mengoperasikan alatnya namun dengan air dulu bukan dengan bahan-bahannya. Setelah selesai, lakukan giling I dengan memasukkan bahan ke corong pemasukan dan operasikan alatnya sesuai prosedur. Setelah selesai, kirim sample ke QC untuk dievaluasi dan diketahui partikel size-nya. Biasanya partikelsize-nya belum memenuhi kriteria. Maka dari itu, dilakukan giling II untuk membuat partikel size-nya memenuhi standar mutu. Partikel size yang disyaratkan biasanya berkisar 0,3-0,4μm, tergantung dari jenis sampel yang dibuat. Bila partikel size sudah sesuai dan parameter lainnya memenuhi standar maka sampel boleh di packing.
4. Bon bahan dan finished produk
Bon dilakukan apabila raw material atau finished produk yang dibutuhkan untuk compound atau packing kurang dan harus mengambil bahan di produksi atau dispending. Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut, pertama dengan pembuatan MMID (Material Movement Inter Department). Memasukkan data kedalam folder MMID dan file dicetak menggunakan printer. Kemudian setelah ditandatangani oleh supervisor, kita harus minta persetujuan dulu dari planner. Apabila sudah disetujui, maka bahan/sampel dapat di bon atau diambil di bagian produksi ataupun dispensing.
Pengambilan harus sesuai prosedur yang ditetapkan. Misalnya di disepensing kita harus menggunakan sepatu safety khusus yang digunakan di bagian itu. Selain itu, proses pengambilan harus menjaga kebersihan dan mengembalikan bahan/sampel ke tempat semula. Setelah bon selesai. MMID diserahkan ke departemen yang di bon. Baik produksi maupun dispensing.
5. Sensory analyse
Tujuan sensory analyse adalah untuk mengevaluasi flavor yang dibuat apakah memenuhi standar sensoris atau belum. Caranya adalah dengan melarutkan kedalam 100ml air. Proses ini terbagi menjadi 2 cara, yaitu dengan H2O dan dengan larutan gula 8%. Pemakaian metodenya tergantung dari jenis sampel yang diujikan. Cara pembuatannya adalah dengan menimbang 0,100gr sampel dan dilarutkan kedalam 100ml air.
Setelah itu, diaduk hingga tercampur dengan baik. Kemudian sampel dapat disajikan kepada flavorist untuk dilakukan pengujian sensori. Sensori menggunakan indara penciuman untuk flavor aroma dengan indra pengecap untuk flavor rasa, seperti mouthfeel. Apabila telah disetujui, maka produk lolos dan dapat dilakukan pengemasan. Sedangkan bila belum disetujui, maka biasanya produk dilakukan pengadukan lagi atau aging selama beberapa hari.
6. Waste treatment
Waste treatment bertujuan untuk mengolah limbah sisa produk maupun raw material yang telah kadaluarsa atau produk yang rusak (reject). Pertama yaitu dengan menyeleksi finished produk atau raw material yang telah kadaluarsa. Kemudian mencatatnya pada file waste treatment. Bagian yang dicatat adalah IPC, nama produk, Batch, kadaluarsa, jumlah, dan data pendataan.
Kemudian membuang limbahnya ke jerigen dan dikirim ke pembuangan limbah B3 dan merendam botolnya untuk menghilangkan label yang menempel. Biasanya dilakukan perendaman selama beberapa hari. Botol-botol dibuang dan dipacking dalam kardus kemudian dibuang ke tempat pembuangan limbah B3 . Sedangkan limbah flavornya dibuang pada periode tertentu lewat perantara gudang (warehouse).
Komentar
Posting Komentar